Demam berdarah (DB) adalah penyakit
demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah
manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau
Aedes albopictus.Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi
dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah.Virus dengue merupakan virus dari
genus Flavivirus, famili Flaviviridae.Penyakit demam berdarah ditemukan di
daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang
lembab.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat
50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.
Penyebab
Penyebab utama penyakit demam berdarah
adalah virus dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae.Terdapat 4
jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah.
Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam
berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari
empat jenis virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang
berbeda.Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh setelah infeksi pertama
justru akan mengakibatkan kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat
terinfeksi untuk ke dua kalinya.Seseorang dapat terinfeksi oleh sedikitnya dua
jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang sama hanya dapat
menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh yang terbentuk.
Virus dengue dapat masuk ke tubuh
manusia melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes
seperti Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus.Aedes aegypti adalah vektor
yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini.Nyamuk dapat membawa
virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.Sesudah
masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi
dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya.Nyamuk
betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui
telur (transovarial).Beberapa penelitian menunjukkan bahwa monyet juga dapat
terjangkit oleh virus dengue, serta dapat pula berperan sebagai sumber infeksi
bagi monyet lainnya bila digigit oleh vektor nyamuk.
Tingkat risiko terjangkit penyakit
demam berdarah meningkat pada seseorang yang memiliki antibodi terhadap virus
dengue akibat infeksi pertama.Selain itu, risiko demam berdarah juga lebih
tinggi pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang
yang berasal dari ras Kaukasia.
Manifestasi Klinis
nfeksi virus dengue dapat
bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah
(klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue.[7] [8]
[sunting]Demam berdarah (klasik)
Demam berdarah menunjukkan gejala yang
umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien.[7] Gejala yang umum terjadi pada
bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam.[7] Sedangkan pada pasien
usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala
parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah,
serta munculnya ruam pada kulit.[7] Penurunan jumlah sel darah putih
(leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga
seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah.[7] Pada beberapa
epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi
berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan
pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).[7]
[sunting]Demam berdarah dengue (hemoragik)
Pasien yang menderita demam berdarah
dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah
klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena
hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati
dan kegagalan sistem sirkulasi darah.[7] Adanya kerusakan pembuluh darah,
pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar
kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering
ditemukan pada pasien DBD.[7][8] Salah satu karakteristik untuk membedakan
tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah
adanya kebocoran plasma darah.[7] Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam
tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis.[7] Pasien akan
terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah.[7] Bila
terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh
dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat
mengakibatkan kematian.[7][8]
[sunting]Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok adalah tingkat infeksi
virus dengue yang terparah, di mana pasien akan mengalami sebagian besar atau
seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan demam berdarah
dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan
parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah
2-7 hari demam.[7] Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut
adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok.[7] Sindrom syok[8]
terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang
mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya.[8] Hal ini umumnya sangat fatal
dan dapat berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak
ditangani dengan tepat dan cepat.[8] Durasi syok itu sendiri sangat cepat.
Pasien dapat meninggal pada kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau
dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh
dilakukan dengan tepat.[7] Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang telah berhasil
melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang
sesuai dan kembalinya nafsu makan.[7]
Diagnosis
Penyakit demam
berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, seperti demam tinggi
dan munculnya ruam..[9] Namun, karena gejala penyakit demam berdarah kadangkala
sulit dibedakan dengan penyakit malaria, leptospirosis, maupun demam tifoid
maka biasanya pekerja medis atau dokter akan terlebih dahulu mengecek sejarah
kesehatan dan perjalanan pasien untuk mencari informasi kemungkinan pasien
tergigit nyamuk.[9] Selain itu untuk mendapatkan ketepatan diagnosis yang lebih
tinggi umumnya dilakukan berbagai uji laboratorium.[10][9] Beberapa tes yang
biasanya dilakukan adalah studi serologi untuk mengetahui ada tidaknya antibodi
terhadap virus dengue di tubuh pasien, menghitung titer antibodi terhadap virus
dengue, dan penghitungan sel darah lengkap (sel darah merah, sel darah putih,
dan trombosit).[10] Selain itu, uji laboratorium lain yang dapat dilakukan
adalah uji inhibisi hemaglutinasi, uji ELISA, dan reaksi berantai polimerase
reverse transcriptase untuk mendeteksi antigen, antibodi, atau asam nukleat
spesifik terhadap virus dengue.[9] Uji-uji tersebut dapat memakan waktu
beberapa hari
Pencegahan
Hingga kini, belum
ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini.[11] Tindakan paling efektif
untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan
sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue.[11][12]
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode
yang tepat, yaitu:[1]
Lingkungan
Pencegahan demam
berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan
menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu,
mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup
dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas
dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.[1]
Biologis
Secara biologis,
vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan
pemakan jentik dan bakteri.[1]
Kimiawi
Pengasapan (fogging)
dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada
tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu
dapat juga digunakan larvasida.[1]
Selain itu oleh
karena nyamuk Aedes aktif di siang hari beberapa tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET,
pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk
dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar
rumah.[12] Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit
demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.[12]
Pengobatan
Sampai saat ini belum
ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah.[9] Banyak orang yang sembuh
dari penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu.[13] Tindakan pengobatan yang
umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu parah adalah
pemberian cairan tubuh (lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah dehidrasi
akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung acetaminofen (misalnya
tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam serta banyak istirahat.[9]
Aspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan sodium
naproxen justru dapat meningkatkan risiko pendarahan.[9] Bagi pasien dengan
demam berdarah yang lebih parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat
inap di rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan
tubuh, serta transfusi darah akibat pendarahan yang terjadi.[9]
Seseorang yang
terkena demam berdarah juga harus dicegah terkena gigitan nyamuk, karena
dikhawatirkan dapat menularkan virus dengue kepada orang lain yang sehat.[9]
Epidemiologi
Demam berdarah
diyakini merupakan salah satu penyakit yang sudah ada lama di dunia.[11] Jejak
rekam mengenai penyakit dengan gejala yang serupa telah ditemukan di
ensiklopedia medis dari Cina tertanggal tahun 992.[11] Seiiring dengan
perkembangan global di bidang pelayaran dan industri pengiriman barang melalui
laut di abad ke 18 dan 19, kota-kota pelabuhan bertambah dengan pesat dan
menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan nyamuk vektor bagi
penyakit demam berdarah.[11] Nyamuk dan virus yang berperan dalam penyakit ini
terus menyebar ke berbagai daerah baru dan telah menyebabkan banyak epidemi di
seluruh dunia.[11] Salah satu epidemi demam berdarah yang paling pertama
terjadi di daerah Asia Tenggara.[11]
Laporan resmi pertama
mengenai pasien yang terjangkit penyakit serupa demam berdarah terjadi pada
tahun 1779.[3]
Belum adanya vaksin
atau obat antivirus bagi virus dengue membuat demam berdarah menjadi salah satu
penyakit yang mendapatkan perhatian sangat serius secara global.[11]
0 komentar:
Posting Komentar